Hasil Resensi: Al-Malay
Identitas Novel:
· Judul
novel: Sepatu Dahlan
· Penulis: Khrisna Pabichara
· penerbit: Noura Books
· Tebal
buku: 369 halaman
· Tahun
terbit: 2012
Sinopsis Novel:
Sepatu Dahlan adalah sebuah novel yang terinspirasi
dari kisah hidup Dahlan Iskan, Mentri
BUMN Tahun 2011. Novel ini
diawali dengan Dahlan yang mengingat tentang masa kecilnya. Melalui novel ini,
kita menemukan bahwa Dahlan Iskan tumbuh di sebuah keluarga miskin di Desa
kebun Dalem Magetan, Jawa Tengah yang harus bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Namun, sejak kecil, kedua orang tua Dahlan selalu menegaskan
bahwa hidup dalam kemiskinan bukan berarti mengemis, melainkan harus menghadapi
kerja keras dan kerja keras.
Selain
menceritakan kemiskinan dengan keadaan Dahlan dan saudara perempuannya yang
mengalami rasa lapar ekstrem, novel ini juga menceritakan kepergian ibunya.
Namun, Dahlam berhasil mengubah kehidupannya yang kelam dan miskin dengan
menjadi pribadi yang sederhana. Sesuai dengan kutipan nasihat ayahnya,
“Kemiskinan kehidupan yang layak akan mendewasakan jiwa’’.
Di bawah
asuhan ayahnya, yang selalu menekankan pada disiplin dan tekad tanpa memanjakan
dan penuh cinta. Ibunya yang lembut dapat memberikan perlindungan bagi seluruh
anggota keluarga, dan dua saudara perempuan mandiri serta adik-adiknya yang
berperilaku baik membuat kepribadian Dahlan menjadi dewasa dan mampu
beradaptasi dengan perubahan keadaan masa kanak-kanak dan remaja.
Semangatnya untuk terus melaju ke SMP yang
diimpikannya, walaupun gagal tetapi Ayahnya tetap mendorong Dahlan untuk
melanjutkan studinya di Pondok Pesantren tsanawiah Takeran yang didirikan oleh
nenek moyang ayahnya.
Dan tak lupa, novel ini juga diberi bumbu-bumbu
cerita tentang persahabatan dan cinta, serta kebiasaan hidup orang pintar. Di
lingkungan sekolah dan keluarga, Dahlan memiliki teman seperti Arif, Imran, kadir,
Komariyah dan Fadli. Mereka sangat ramah, baik dan selalu meraih juara di kelas
serta mendapatkan juara dalam pertandingan voli. Suatu ketika Dahlan dari tim
voli sekolahnya menjadi peserta tertinggi, dia bersama rekan satu timnya
mewakili sekolah dalam turnamen bola voli dan menjadi juara.
Awalnya Dahlan dan kawan-kawannya harus merelakan
permainan karena peraturan yang mewajibkan untuk memakai sepatu saat bertanding.
Tapi semangatnya dan teman-temannya yang tak pernah menyerah untuk memastikan dia
masih bisa berada di lapangan dan melanjutkan permainan tersebut. Untungnya,
teman baiknya membeli sepatu lama bersama. Sepasang sepatu pertama Dahlan.
Cerita sahabat sejati yang selalu disertai dengan kesedihan dan air mata.
Menghadapi belenggu kemiskinan, penuh kasih sayang merupakan penghiburan yang
tak tergantikan bagi jiwa saat membaca novel ini.
Jika kita mencoba, Tuhan akan menjawab doa kita.
Meski sepatunya sederhana, dia berhasil menghabiskan banyak tenaga untuk
membelinya. Bermimpi menghadapi berbagai rintangan dalam hidup, kesabaran, dan ketekunan
merupakan bentuk tekad untuk menjadi orang yang berguna di masa depan.
Kelebihan Novel:
·
Gaya bahasa yang
sederhana, tidak rumit, dan sangat dimengerti oleh banyak orang. Dengan gaya
bahasa tersebut menjadikan pembaca mampu terbawa suasana yang kadang bahagia,
sedih, terharu bahkan juga kecewa.
·
Ketepatan tanda
baca membuat para pembaca tidak bingung seperti beberapa tanda petik.
·
Penyisipkan
kata atau kalimat bahasa Jawa di novel ini masih dalam kadar mudah dipahami dan
tidak menyulitkan pembaca karena penulis merangkainya dalam kalimat dan paragraf
yang tersusun dengan baik.
·
Novel ini memiki ending yang mampu memantik pembaca untuk
optimis dan Kembali bersemangat menjalani kesulitan-kesulitan dalam hidup.
Pembaca akan mengingat bahwa tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
Kekurangan Novel:
·
Novel ini dimulai dengan prolog
masa dewasa Dahlan, kemudian tiga bab selanjutnya menceritakan Dahlan di masa
sebelum meneruskan jenjang pendidikan, lalu bab empat dengan judul Batik Tegal
Arum menceritakan rumah dan kebiasaan keluarga Dahlan. Sehingga jika pembaca
mengharap keteraturan dan kesatuan alur maka novel ini rasanya tidak
menghadirkan hal tersebut. Meski beberapa bab saling berkelanjutan, namun
beberapa bab yang lain terpisah.
· Ada
beberapa tokoh yang namanya dipendekkan dan ada beberapa yang fiktif/imajinasi
pengaran—ini tertulis di catatan pengarang.
0 Komentar